Konut, Portal.id – PT Tiran dan Pendemo masyarakat setempat di Sekitaran kawasan pertambangan memilih melakukan musyawarah mufakat secara berdamai dan saling memaafkan untuk mewujudkan misi kemanusiaan dan arah pembangunan yang lebih baik terhadap daerah dI Konawe Utara.
Mustaman, korlap Demo di lokasi PT Tiran Konawe Utara, yang pada Jumat (23/4), melalui vidio telah meminta maaf kepada pihak PT Tiran atas aksi yang mereka lakukan tersebut.
Musraman meminta agar jangan ada pihak yang mencoba memanfaatkan kejadian itu untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
“Kami mengimbau agar hal ini jangan ada pihak pihak lain yang tunggangi untuk mengambil keuntungan pribadi atau kelompok,” kata Mustaman.
Pendemo pun yang diambil keterangannya oleh pihak kepolisian sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Adapun fasilitas yang rusak saat demo pihak perusahaan akan memperbaiki semua.
Humas PT Tiran, La Pili, mengaku tindak lanjut dari tuntutan aksi demo yang terjadi, pihak perusahaan telah melakukan langkah-langkah persuasif yang itu telah melahirkan solusi yang menjadi kesepakatan bersama.
“Alhamdulillah sudah ada pernyataan resmi perwakilan pendemo tentang permintaan maaf kepada Pihak PT Tiran Indonesia atas aksi yang terjadi. Kami pun menyambut baik permintaan maaf tersebut dan telah berlapang dada memaafkan mereka,” kata La Pili.
Menurut La Pili, sejak PT Tiran Indonesia di Lameruru beroperasi, pihaknya selalu memberikan CSR dan Tali Asih kepada Lima Desa yang masuk dalam wilayah Tiran Indonesia.
“Juga sebagai bentuk kepedulian PT Tiran Indonesia kepada masyarakat di Wilayah perusahaan pada bulan Suci Ramadhan ini, kami juga sudah memberikan ribuan paket Ramadhan pada tiap-tiap rumah tanpa terkecuali sebagai bentuk kepedulian,” katanya.
Kemudian lanjut La Pili, satu desa yang baru saja masuk dalam wilayah garapan perusahaan Tiran Indonesia ingin meminta kompensasi hutan.
“Hanya untuk permintaan dimaksud tidak mungkin kami penuhi, karena lahan tersebut adalah Lahan Hutan Produksi yang kita sudah bayarkan ke negara,” katanya.
Masyarakat disekitar lokasi pun kata La Pili, banyak yang direkrut untuk kerja di PT Tiran Indonesia atau sekitar 95 persen karyawan Tiran dari masyarakat sekitar sehingga secara umum mereka nyaman dengan keberadaan PT Tiran Indonesia.
“Hanya terkadang ada oknum atau pihak-pihak tertentu yang mencoba memprovokasi saja,” katanya.
La Pili berharap, semoga kedepannya semua pihak bisa gandengan tangan, bisa bahu membahu antara masyarakat dan perusahaan agar penambahan lapangan kerja semakin terbuka untuk masyarakat sekitar.
“Kami selaku anak bangsa sekaligus sebagai pengusaha pribumi tentunya akan berusaha selalu untuk memberikan kontribusi terbaik pada daerah dan bangsa yang kita cintai ini dalam mengatasi kondisi saat ini, dimana ekonomi semakin sulit yang berdampak pada bertambahnya kemiskinan , pengangguran, dan lain sebagainya,” katanya.
Sebagai anak pribumi kata La Pili, sudah selayaknya dukungan itu diberikan, karena pada dasarnya pihaknya memiliki cita-cita luhur yang sama untuk kemajuan daerah dan masyarakat daerah ini.