Kendari, Portal.id — Menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari 2024, sejumlah partai politik telah mengusung nama-nama figur politisinya. Salah satunya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kendari.
Nama-nama seperti Ishak Ismail, Lawama, Derik Kaimoedin dan Apriliani Puspitawati masuk dalam daftar bakal calon (Balon) Wali Kota Kendari yang diusung oleh partai besutan Megawati Soekarno Putri itu.
Dari empat figur yang diusung PDIP Kendari, nama Apriliani Puspitawati menyita perhatian. Nama Apriliani sendiri mulai mentereng saat dirinya dinobatkan sebagai pemenang Puteri Indonesia Intelegensia pada 2015 silam.
Setelah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Intelegensia, bersama Yayasan Puteri Indonesia, wanita yang akrab disapa April itu banyak menjalankan berbagai kegiatan sosial yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Melihat kondisi masyarakat, terutama pada sektor pendidikan membuat Aprilia tergerak untuk memberikan pengajaran secara langsung bagi anak-anak yang kurang mampu.
Melalang buana di banyak daerah dan mengabdikan hidupnya untuk kemajuan pendidikan, Aprilia kemudian pulang ke tanah kelahirannya yakni Kota Kendari.
Setelah pulang dari perjalanan panjangnya di berbagai daerah, April langsung mendirikan Yayasan Puteri Sulawesi Tenggara (Sultra). Dimana yayasan yang ia dirikan untuk melatih para perempuan yang ingin tampil di ajang bergengsi.
Tidak tanggung-tanggung, di awal mendirikan yayasan tersebut, April mengutus tiga Puteri Indonesia perwakilan Sultra di kancah nasional
Kepada Portal.id, Apriliani membagikan cerita awal sehingga dirinya tertarik terjun ke dunia politik. Dari yang tadinya seorang Puteri Indonesia, kemudian berani untuk bertarung memperebutkan kursi legislatif Kota Kendari.
Setelah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Intelegensia 2015, bersama Yayasan Puteri Indonesia dirinya menjalankan berbagai kegiatan. Terjun langsung ke lapangan untuk bersentuhan dengan masyarakat menjadi titik awal bagi Aprilia tertarik dengan dunia politik.
“Karena pada akhirnya saya tahu bahwa apa yang terjadi di sekeliling kita, tergantung dari keputusan politik. Sederhananya saya berpikir mungkin saya harus masuk kedalamnya agar bisa turut dalam mengambil keputusan itu,” ujarnya.
Memutuskan bertarung di dunia politik, tentu tidak mudah untuk seorang wanita apalagi telah memiliki suami dan anak. Sebab, antara menjadi istri dan seorang ibu, diwaktu yang bersamaan mengemban tanggungjawab sebagai wakil rakyat tentunya bukanlah hal yang mudah.
Namun, wanita kelahiran 10 April 1989 itu berhasil membuktikan kemampuannya dengan memporsikan tanggung jawab serta tugasnya sebagai seorang ibu dan wakil rakyat.
“Tantangan politiknya, kadang orang-orang masih belum yakin bahwa perempuan juga bisa bekerja,” ungkapnya.
Kendati demikian, April berprinsip menjaga semangat dan motivasi dengan mengingat bahwa jabatan yang dimilikinya saat ini tidaklah kekal. Sehingga, jika masih diberi kepercayaan oleh rakyat dirinya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu.
“Pesan saya untuk seluruh perempuan dimanapun berada, jangan pernah takut memulai. Harus percaya diri dan mampu membuktikan bahwa perempuan bisa,” pungkasnya.
Laporan: Ferito Julyadi