Konawe, Portal.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah menggagas program pendidikan berbasis kearifan lokal, yang akan digelar disemester ganjil atau semester baruyaitu “Aso Oleo Mombetolaki” Berbahasa Tolaki Satu Hari Dalam Seminggu.
“Terobosan ini sebagai bentuk perhatian akan pentingnya nilai-nilai luhur mencintai bahasa daerah,” kata Kepala Dinas Dikbud Kobnawe, Dr Suriyadi, Selasa (8/3/22).
Menurut Suryadi, terobosan itu program ini akan dimulai pada semester ganjil dan dijalankan setiap hari Kamis, berlaku ditingkat PUD, SD dan SMP.
“Jadi disekolah mulai dari murid, guru, dan warga sekolah yang diharuskan berbahasa untuklaki dalam satu hari dalam seminggu. Ini adalah leading sector kami di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka mengedukasi dan mensosialisasikan, kearifan lokal yang salah satunya bahasa tolaki,” katanya.
Menurut dia, kebijakan itu tidak hanya berlaku untuk siswa etnis tolaki, tetapi juga untuk siswa etnis lain yang ada di Konawe.
“Pokoknya suka tidak suka, terima tidak terima kita harus sampaikan keanak kita meskipun dia suku Jawa, suku bugis, suku lainnya termasuk gurunya dia harus tau atau paham bahasa tolaki,” katanya.
Ia mencontohkan bahwa anak atau siswa suku tolaki yang sekolah di Jawa atau di luar daerah tolaki, maka didaerah itu ada muatan lokal berbahasa Jawa atau sesuai bahasa lokalnya,
“Ibarat pepatah, Dimana kaki dipijak, Disitu langit dijunjung. Bagaimana mereka mengenal Kalosara, minimal mereka mengenal mereka tau bahwa ini adalah khas atau karakter suku Tolaki,” pungkas Suriyadi.