PORTAL.ID – Mercedes-Benz, BMW, General Motor, Ford, Toyota, Honda, Mitsubishi hingga Nissan dan Mazda sudah menyatakan secara resmi bakal menghentikan produksi mobilnya.
Kedua pabrikan yang disebutkan terakhir merupakan pabrikan terakhir yang terpaksa menghentikan sementara beberapa produksi mobil mereka menyusul pabrikan di dunia.
Nissan misalnya, selain menghentikan produksi mobilnya, pabrikan Jepang ini juga akan menghentikan produksi di beberapa fasilitas mereka. Salah satunya adalah pabrik Tochigi, Jepang Timur dan Kyushu, Jepang Selatan.
Sementara pabrikan Mazda terpaksa menghentikan produksi sementara di pabrik mereka yang terletak di Prefektur Yamaguchi, Jepang.
Pabrikan tersebut bakal menghentikan produksinya secara bertahap antara tanggal 5 – 9 Juli 2021 dan periode kedua akan dilangsungkan pada 12 – 16 Juli 2021.
Beberapa pabrikan otomotif dunia terpaksa mengurangi atau bahkan menghentikan sementara produksi mereka akibat krisis chip semikonduktor yang berkepanjangan.
Krisis chip semikonduktor yang telah terasa sejak awal tahun 2021 lalu, turut berpengaruh pada industri otomotif di dunia.
Chip semikonduktor merupakan komponen terpenting dalam kinerja elektronik. Meski dimensinya sangat kecil, namun sangat penting lantaran menjadi ‘otak’ dalam setiap rangkaian elektronik.
Chip semikonduktor ini digunakan di semua sistem elektronik, mulai dari TV, laptop hingga kendaraan.
Apakah chip semikonduktor itu ?
Chip Semikonduktor merupakan perangkat yang menjadi konduktor atau insulator yang menghantarkan listrik sebagian. Jadi, karena fungsinya menghantarkan listrik sebagian, sehingga disebut semikonduktor.
Berkat kemampuannya tersebut, semikonduktor sering digunakan untuk pembuatan chip peralatan elektronik.
Semikonduktor terbuat dari elemen murni seperti karbon, germanium, dan silikon. Bahkan, senyawa seperti galium arsenida juga dapat digunakan sebagai semikonduktor.
Bila dibandingkan mobil masa lalu, fungsi semikonduktor di mobil masa kini adalah mengganti sistem mekanis dengan sistem elektris.
Jadi, seperti yang sudah disebut di atas, semikonduktor adalah bagian terpenting pada mobil masa kini yang banyak digunakan pada piranti elektroniknya.
Tidak hanya itu, pada kendaraan elektrifikasi dan mobil hybrid, fungsi semikonduktor membuat baterai memiliki masa pakai yang lebih lama.
Lebih dari itu, fungsi semikonduktor di mobil juga memungkinkan berbagai fitur di mobil dapat bekerja dengan baik.
Fitur-fitur yang memanfaatkan semikonduktor antara lain adalah fitur keselamatan, mulai dari sensor sabuk pengaman, airbag, rem anti terkunci atau anti-lock braking system, sistem otonom, kamera parkir, dan lainnya.
Tentu hal ini membuat fitur keamanan dan keselamatan mobil menjadi lebih baik sehingga tercipta berbagai sistem. sebut saja seperti Toyota Safety Sense atau Advance Smart Assist pada mobil Daihatsu.
Lalu ada juga sistem kendali, sistem suspensi, sistem transmisi, sistem manajemen mesin yang menggunakan semikonduktor, sehingga mobil masa kini memiliki berbagai macam mode berkendara yang dapat disesuaikan oleh kebutuhan pengemudi.
Masih banyak komponen dan fitur dalam mobil yang menggunakan semikonduktor. Walau penampakannya jarang dilihat oleh mata pemilik mobil, fungsi semikonduktor di mobil ternyata sangat penting.
Di masa depan, bukan tidak mungkin bila akan lahir banyak teknologi dan fitur baik di mobil dan kendaraan lainnya berkat pemanfaatan semikonduktor. Kita nantikan saja bersama.
Krisis Chip Semikonduktor Akibat Pandemi
Pandemi COVID-19 yang mengharuskan pabrik elektronik untuk menurunkan produksi chip semikonduktor, membuatnya semakin langka dan akhirnya menjadi krisis.
Salah satu yang terkena imbasnya adalah produsen otomotif, yang membutuhkan suplai chip semikonduktor untuk digunakan dalam rangkaian elektronik mobil.
Akibatnya, industri tomotif dunia kini sedang dilanda masalah kekurangan pasokan chip semikonduktor. Kekurangan barang sekecil ini berpotensi membuat produsen mobil merugi hingga triliunan rupiah.
Kelangkaan cip yang dibuat dari bahan semikonduktor dimulai saat industri otomotif disapu ombak pandemi Covid-19.
Pabrik mobil terpaksa ditutup, entah karena diminta pemerintah, tindakan pencegahan penularan di kalangan pekerja, atau penyelamatan diri karena pembeli mobil berkurang drastis.
Saat permintaan mobil berkurang, pembelian laptop, konsol gim, dan produk elektronik lainnya mencuat didorong gaya hidup baru masyarakat yang butuh hiburan saat menghabiskan waktu lebih banyak di rumah karena isolasi pandemi.
Pergerakan pembelian ini disinyalir juga turut menjadi penyeba pembuat chip untuk otomotif menjadi langka dan menyebabkan krisis.
Mengutip CNNIndonesia, Kekurangan pasokan chip semikonduktor untuk produsen otomotif global diprediksi akan berlangsung hingga 2023. Penyebab utama krisis komponen itu akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Pandemi covid-19 telah menyebabkan lonjakan permintaan chip semikonduktor untuk perangkat elektronik.
Di satu sisi, sektor otomotif kekurangan suplai komponen tersebut. Kondisi itu berimbas pada penghentian sementara jalur produksi kendaraan untuk sejumlah perusahaan otomotif.
“Kekurangan pasokan chip itu diproyeksi akan berlangsung enam hingga 2023,” kata Paul Boudre, kepala eksekutif Soitec kepada Radio Classique Prancis mengutip AFP, Selasa (7/9). /dari berbagai sumber / p:02