kendari.portal.id – Penerapan digital smart farming dan metode Mina Bank Indonesia di Gapoktan Langgomea Kabupaten Konawe terbukti meningkatkan produktivitas padi sawah mencapai 56%.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (Sultra), Doni Septadijaya mengatakan, penerapan digital smart farming dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi dan inovasi yang yang memberikan keuntungan berupa peningkatan ketepatan (Presisi) budidaya pertanian dibandingkan dengan metode konvensional.
“Selanjutnya melalui program Mina Padi yang mengintegrasikan budidaya padi sawah dengan budidaya ikan air tawar telah menghasilkan nilai tambah lahan berupa 1,2ton produksi ikan pada satu kali masa panen padi,” kata Doni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/2/2023).
Lanjutnya, keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar dan menjadikan lokasi demplot padi di Langgomea ini sebagai pusat edukasi pertanian organik terintegrasi dengan Peternakan sapi, perikanan air tawar, padi sawah & itik petelur.
Namun masih terdapat tantangan dalam pelaksanaan budidaya digital smart farming dan metode Mina ini seperti keberadaan gangguan hama sawah serangan hama keong dan anjing tanah.
Menindaklanjuti tantangan tersebut, Doni mengungkapkan, pada 14 februari 2023 KPw BI Sultra melaksanakan pelatihan pembuatan herbisida nabati klaster padi sawah yangdiikuti oleh 20 orang perwakilan kelompok tani di Kabupaten Konawe dengan narasumber Dr. Nugroho dari Ansa School sebagai praktisi pupuk organik, Muslimin dari Dinas Pertanian Kabupaten Konawe, dan I Made Djiwanata dari Gapoktan Merta Sari.
“Melalui pelatihan ini diharapkan produktivitas padi sawat pada Kelompok tani Langgomea semakin meningkat dan pada akhirnya mendorong perekonomian masyarakat serta pemenuhan kebutuhan pasokan beras sebagai salah satu komoditas strategis inflasi,” ungkap Doni.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sultra yang telah diluncurkan pada tahun 2022.
Upaya GNPIP direalisasikan melalui berbagai kebijakan dengan tetap mengacu pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dalam pengendalian inflasi.
Dalam rangka menjalankan salah satu strategi pengendalian inflasi 4K yaitu ketersediaan pasokan dan mendukung kegiatan GNPIP selain Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi), BI Sultra juga terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas komoditas dominan penyumbang inflasi lainnya termasuk komoditas beras.
GNPIP Sultra telah berhasi melahirkan pemenang klaster pangan yang mampu berkontribusi kepada pengendalian inflasi daerah secara efektif dengan program yang terfokus dan tepat sasaran.
Laporan AT