Kendari, Portal.id – Belum lama ini Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sultra melaksanakan rapat koordinasi (rakor), Jumat (14/4/2023).
Rapat yang dihelat di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra ini membahas terkait kondisi terkini perekonomian Sultra dan upaya strategis mengantisipasi risiko kenaikan inflasi menjelang Idulfitri 1444 H.
Gubernur Sultra, Ali Mazi pun turut hadir dalam rakor tersebut, yang didampingi Sekda Sultra, Kepala BI KPw Sultra, dan Kepala BPS Sultra. Serta dihadiri oleh seluruh pimpinan daerah serta kepala dinas se-Sultra secara virtual.
Dalam rapat tersebut, Ali Mazi memaparkan, inflasi Sultra triwulan I tahun 2023 tercatat sebesar 6,58 persen. Tingginya angka inflasi itu didorong oleh inflasi pada kelompok transportasi, makanan, minuman, termasuk tembakau.
“Untuk nilai tersebut merupakan inflasi tahunan yang tertinggi secara nasional pada triwulan satu tahun ini, sehingga perlu menjadi perhatian seluruh pihak terkait,” tuturnya.
Sebagai upaya pengendalian inflasi, menurutnya perlu dilakukan tidak hanya di tingkat provinsi. Melainkan juga harus secara intensif di seluruh kabupaten/kota. Kendati demikian, dirinya mengapresiasi langkah TPID Sultra yang telah proaktif merespon kenaikan inflasi melalui kegiatan pasar murah, koperasi pangan, peningkatan produksi pangan, kerjasama antar daerah, realisasi dana BTT dan upaya lainnya.
Dia menjelaskan, sesuai dengan enam upaya langkah kongkrit dalam penanganan inflasi sebagaimana arahan Kemendagri RI, yakni melaksanakan operasi pasar murah, sidak pasar dan distributor, kerjasama dengan antar daerah, gerakan menanam, merealisasikan BTT dan dukungan transportasi dari APBD.
“Upaya tersebut sudah memberikan hasil yang cukup baik diantaranya dibuktikan dengan capaian deflasi di bulan Januari dan Februari tahun ini, serta inflasi bulanan yang relatif rendah pada bulan Maret tahun 2023 di bulan ramadan,” jelasnya.
Walaupun begitu, dirinya juga mengingatkan agar tetap waspada dan mempertahankan kerja keras yang selama ini dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi kedepan. Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada beberapa harga komoditas pangan yang melambung tinggi.
“Ada sejumlah potensi inflasi di Sultra yang perlu mendapatkan perhatian antara lain, pertama, kenaikan ekspektasi inflasi masyarakat secara umum pada Idulfitri sesuai dengan pola konsumsi masyarakat yang tinggi dan mulai mengalami kenaikan di beberapa komoditas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BI KPw Sultra, Doni Septadijaya menyampaikan bingkai kerja (framework) dari pengendalian inflasi melalui TPID dikenal dengan istilah strategi 4K, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
“Alhamdulillah beberapa waktu terakhir kita begitu masifnya melakukan operasi pasar, sehingga menjamin bahwa komoditas-komoditas tersebut terjangkau oleh konsumen,” ucap Doni.
Doni menegaskan, pihkanya dan TPID Sultra akan terus berupaya meningkatkan koordinasi dan sinergitas untuk menjaga angka inflasi di Bumi Ano.
“BI bersama TPID Sultra akan terus meningkatkan koordinasi dan sinergitas dalam menjaga inflasi di Sultra,” tegasnya.
Laporan: Ferito Julyadi