#AdvetorialBombanaKonawe SelatanNews

Rencana Bangun BTS di Konsel dan Bombana, Kominfo Sultra Lakukan Observasi dan Survei Lokasi

×

Rencana Bangun BTS di Konsel dan Bombana, Kominfo Sultra Lakukan Observasi dan Survei Lokasi

Sebarkan artikel ini
Kadis Kominfo, Ridwan Badallah didampingi Bupati Bombana, Burhanuddin melakukan observasi dan survei di Desa Wiawia, Kecamatan Mata Usu. Foto: Istimewa.

Sulawesi Tenggar, Portal.id — Didampingi para pejabat utamanya (PJU), Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sulawesi Tenggara (Sultra), Ridwan Badallah meninjau langsung pelaksanaan observasi dan survei perencanaan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di dua kabupaten.

Lokasi pembangunan menara BTS tersebut berlokasi di Desa Suka Mukti, Kecamatan Andoolo Barat, Konawe Selatan (Konsel) dan Desa Wiawia, Kecamatan Mata Usu, Kabupaten Bombana.

Pelaksanaan observasi serta survei tersebut berlangsung selama empat hari, dan merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja (kunker) Gubernur Sultra, Ali Mazi di Kabupaten Bombana.

“Sementara untuk di Konawe Selatan dalam rangka kelayakan pembangunan BTS tahun 2023 oleh Dinas Kominfo Sultra,” ujar Ridwan.

Kadis Kominfo Sultra melakukan pertemuan dengan masyarakat dan para perangkat Desa Suka Mukti di Balai Desa.

Kunjungan di Desa Suka Mukti, Kecamatan Andoolo Barat disambut baik oleh warga aparat desa, dan tokoh masyarakat. Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Balai Desa tersebut juga dihadiri oleh konsultan perencanaan pembangunan BTS.

Setidaknya ada lima poin yang didapat dari hasil obeservasi survei rencana pembangunan menara BTS di Desa Suka Mukti, Kecamatan Andoolo Barat, yakni:

  1. Desa Suka Mukti dan seluruh desa yang berada dalam Kecamatan Andoolo Barat telah terpasang Fiber Optik oleh PT Telkom.
  2. Masih terkendala sinyal 3G maupun 4G di beberapa tempat di Kecamatan Andoolo Barat.
  3. Pembangunan BTS sesuai dengan persyaratan Kementerian Kominfo RI yakni wilayah tertinggal, terpencil dan terisolir (3T) yang tidak memiliki akses jaringan baik melalui fiber optik maupun nirkabel atau BTS serta daerah yang wilayah tanpa sinyal di yang bukan 3T.
  4. Wilayah tanpa sinyal yang belum memiliki fiber optik, maka merupakan kewajiban pemerintah untuk membangun BTS.
  5. Pihak provider dalam hal ini PT Telkom, Telkomsel, dan lain-lain dapat membangun fiber optik maupun BTS berdasarkan Feasibility Study (FS), bahwa wilayah tersebut dari aspek maintenance dan penerimaan secara profitability diperoleh provider. 

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, Desa Suka Mukti merupakan daerah di luar 3 T dan memiliki wilayah yang cukup sejahtera, akses jalan beraspal dan memiliki fiber optik. Bukan hanya di desa tersebut, tapi semua desa di wilayah Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan.

Kadis Kominfo Sultra melakukan pertemuan dengan masyarakat dan para perangkat Desa Suka Mukti di Balai Desa.

Kemudian, tidak dibenarkan pemasangan BTS oleh pemerintah di daerah yang memiliki fiber optik ataupun BTS baik yang dibangun oleh BAKTI Kemenkominfo maupun oleh provider. 

Masih lemahnya sinyal maupun blank spot di beberapa lokasi di Kecamatan Andoolo Barat, maka akan dicarikan solusi oleh Diskominfo Sultra bersama Diskominfo Kabupaten Konawe Selatan dengan menghadirkan provider dan perwakilan masyarakat di semua desa.

Keputusan pemindahan pembangunan BTS harus melalui konsultasi kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, Asrun Lio serta Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra.

Hasil Observasi dan Survei di Desa Wiwia, Kecamatan Mata Usu, Bombana

Sedangkan untuk di Desa Wiawia, Kecamatan Mata Untuk Kabupaten Bombana, Pemerintah Provinsi (Pemprov) menerima aspirasi dari Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Bombana, terkait sulitnya mengakses internet dalam mendukung pembelajaran dan program Merdeka Belajar.

Kadis Kominfo Sultra, Ridwan Badallah turun langsung ke lokasi pemasangan menara BTS.

Aspirasi itu disampaikan langsung kepada Gubernur Sultra, Ali Mazi saat melakukan kunker dan silaturahmi dengan para Kepala Sekolah se Kabupaten Bombana beberapa waktu lalu.

Ridwan Badallah yang turun langsung melaksanakan observasi dan survei, didampingi oleh PJU Diskominfo Sultra dan Pemda Kabupaten Bombana dalam hal ini Diskominfo Bombanan, hingga para perangkat Kecamatan Mata Usu.

“Perjalan menuju Desa Wiawia ditempuh selama dua jam dengan jalan berlobang, menyusuri sungai dan perkebunan kelapa sawit yang luasnya dilalui selama dua jam menggunakan kendaraan double kabin,” jelas Doktor Manajemen jebolan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari itu.

Ridwan membeberkan, setelah melakukan observasi dan survei selama empat hari, dapat ditarik kesimpulan:

  1. Telah terbangun BTS oleh BAKTI Kominfo RI dengan jarak SMAN 8 sekitar 100 meter saja.
  2. BTS tersebut sudah dapat melayani akses internet (whatsapp, telepon dan media sosial lainnya). Namun tidak dapat pengunduhan dan mengunggah data, memutar video pembelajaran, ataupun mengunggah video, baik ke media sosial maupun untuk kebutuhan pendidikan dan pemerintahan. 
  3. Belum dapat dilakukan PKS dari BAKTI ke pihak PT Telkomsel yang diinisiasi Diskominfo Kabupaten Bombana. Disebabkan pembangunan BTS se-Indonesia oleh BAKTI masuk ranah penyidikan dan belum inkrah keputusannya. 

Berdasarkan paparan temuan obeservasi dan survei di atas, maka baik Diskominfo Sultra, Kabupaten Bombana maupun Camat Mata Usu dan Kepala Desa Wiawia bersepakat melakukan pertemuan dengan provider setelah Idul Fitri 1440 H, untuk mencari solusi sehingga masyarakat tercukupi kebutuhan akses internet. 

“Setelah kegiatan observasi dan survey di dua kabupaten tersebut langsung kami laporkan dan mengkonsultasikan serta meminta petunjuk kepada Sekda, Wakil Gubernur maupun ke Pak Gubernur,” pungkasnya. (Adv).

 

Laporan: Ferito Julyadi

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan ikuti WhatsApp channel portal.id