Kendari, Portal.id – Hanya genap 1 tahun 6 bulan memimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama (kemenag) provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Fesal Musaad, kembali dipercaya menjadi kepala Biro umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, usai dilantik oleh Menteri Agama RI.
Mantan kakanwil kemenag Maluku ini dilantik menjadi Kakanwil kemenag Sultra pada 17 Januari 2020 lalu, dan kembali dilantik menjadi Karo Umum Setjen Kemenag RI pada Rabu (28/7/2021) oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Selama menjabat sebagai Kakanwil Sultra kurun waktu satu setengah tahun tersebut, Fesal Musaad telah melakukan banyak hal baik yang sifatnya internal maupun yang hubungan kemitran dengan pemerintah daerah.
Usai dilantik jadi kemenag Sultra saat itu, Fesal Musaad langsung melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, berbagai kalangan masyarakat, dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Kanwil Kemenag Sultra.
Melalui visi pembangunan berbasis kemitraan strategis, Fesal juga aktif menggalang dukungan melalui kemitraan strategis untuk mempercepat terwujudnya Embarkasi Haji Antara di bumi anoa tersebut.
Karena mewujudkan Embarkasi Haji Antara ini, Kemenag tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus didukung semua elemen di daerah ini, seperti Pemda provinsi harus berperan, DPRD provinsi berperan, wali kota berperan, bupati berperan, Angkasa Pura berperan, imigrasi berperan, kesehatan berperan.
Fesal Musaad, juga berhasil meredam aksi berbau sara di Kabupaten Kolaka yakni ketersinggungan dan keberatan masyarakat Tolaki akibat pernyataan seorang pendakwah yang menyatakan ritual “Mosehe” adalah Syirik akbar.
Saat itu, Fesal langsung memberikan pernyataan bahwa ritual adat “Mosehe” yang dilakukan oleh beberapa etnis di Sulawesi Tenggara (Sultra) seperti etnis Tolaki dan Mekongga merupakan warisan leluhur yang harus terus dilestarikan dan tidak bertentangan dengan agama. Sehingga pernyataan itu langsung meredam aksi tersebut.
Menurut Fesal, nilai budaya adat istiadat memiliki kekuatan besar dalam meredam sebuah konflik besar yang diakibatkan oleh ketersinggungan SARA.
Ia mengatakan demikian karena ada pengalamannya menjadi saksi sejarah bahwa adat istiadat dan kearifan lokal lah yang menjadi peredam konflik agama di Ambon Maluku.
Dimasa beliau juga, Pembangunan Kantor Kemenag kabupaten pada lima daerah pemekaran baru di Provinsi Sultra yakni kantor Kemenag Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan, Muna Barat, Konawe Kepulauan dan Kolaka Timur.
Meskipun sudah dilantik menjadi Karo Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI, namun saat ini masih menjabat sebagai Plt Kakanwil Kemenag Sultra sampai ada Kakanwil Kemenag Sultra yang depenitif.