Kendari, Portal.id – Guna menumbuhkan rasa toleransi antar pelajar di Bumi Anoa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkolaborasi dengan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sultra dan Densus 88 menjalankan program moderasi beragama di sekolah.
Penguatan moderasi beragama ini dilaksanakan saat apel pagi yang diikuti oleh seluruh guru dan siswa.
Sekolah pertama yang dikunjungi adalah SMAN 4 Kendari pada Rabu, 18 Oktober 2023 pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Dikbud Sultra Yusmin, Kepala Kanwil Kemenag Sultra Muhammad Saleh dan perwakilan Densus 88 hadir langsung untuk memberi penguatan tentang tujuan program moderasi beragama tersebut.
Kepala Dikbud Sultra Yusmin mengatakan, program ini sangat penting digalakkan di seluruh sekolah di Bumi Anoa. Tujuannya tak lain agar guru dan siswa terus menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama, sehingga dijauhkan dari sikap intoleran di lingkungan sekolah.
Dengan tumbuh kembangnya rasa toleransi antar sesama, siswa diharapkan terhidar dari hal-hal tercela, seperti intoleran, bullying atau perundungan, dan sikap radikal dengan kelompok tertentu.
“Seluruh satuan pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam rangka penguatan moderasi beragama, apalagi anak-anak kita, pelajar SMA, SMK dan SLB hampir dipastikan dalam satu sekolah itu berasal dari berbagai agama, suku dan ras yang berbeda beda, sehingga inilah pentingnya menumbuhkan rasa persaudaraan, toleransi, saling menghormati antara sesama siswa dimana, walaupun kita berbeda tetapi kita tetap satu itulah Indonesia,” kata Yusmin.
Yusmin mengatakan, kolaborasi antara Kanwil Kemenang dan Densus 88 dalam program mederasi beragama ini nantinya akan dilakukan di seluruh sekolah dengan mengunjungi langsung sekolah-sekolah yang ada.
Untuk sekolah yang berada di kabupaten dan kota, kata Yusmin, nantinya akan dikoordinasikan dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kantor Departemen Agama di kabupaten kota masing-masing.
“Sekali lagi, tujuan kami hanya satu, yakni dengan terbangunnya moderasi bearagama maka kita bisa menghindarkan anak-anak siswa kita di sekolah dari sikap intoleran, radikalisme, perundungan dan sikap tercela lainnya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang mereka sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya.
Diketahui, Kanwil Kemenag Sultra bersama Dikbud Sultra sebelumnya membangun kolaborasi menggaungkan penguatan moderasi beragama di lingkup SMA-SMK.
Kedua lembaga ini membentuk tim bersama yang diperkuat dengan Memorandum of Understunding (MoU) yang akan turun langsung ke sekolah umum melakukan sosialisasi tentang pentingnya moderasi beragama kepada siswa-siswa ataupun guru-guru di sekolah naungan Dikbud Sultra.
“Secara pribadi dan kelembagaan saya mengapresiasi atas dukungan dan kesediaan Kepala Dinas Dukbud Sultra Saudara usmin yang bisa menyambut baik rencana Kanwil Kemenag Sultra untuk bersinergi dan berkolaborasi memberikan sosialisasi terkait program penguatan moderasi beragama bagi siswa siswi dan guru di sekolah yang berada di bawah naungan Dikbud Sultra,” jelas Kakanwil Kemenag Sultra, Muhammad Saleh di Kendari.
Saleh mengatakan, program penguatan moderasi beragama adalah program prioritas di lingkup Kemenag, dimana penguatan moderasi beragama ini sudah lama berjalan di Sultra secara masif, baik di kalangan siswa, guru, dan pejabat yang ada di lingkup Kemenag Sultra.
“Bahkan lintas agama, telah kita lakukan kegiatan bersama sebagai penggerak dan pelopor dalam rangka penguatan moderasi beragama di lingkup Kanwil Kemenag Sultra,” katanya.
Untuk itu, kata Saleh, seiring dengan terbitnya Peraturan Pesiden tentang program moderasi beragama yang bukan hanya tugas Kemenag, tetapi semua kementerian lembaga, maka ia berinisiatif untuk berkomunikasi dengan Dikbud Sultra untuk membangun kolaborasi bersama terkait hal itu.
“Alhamdulillah beliau langsung sahuti, sehingga kami bentuk tim kerja bersama untuk masuk sekolah SMA dan SMK lingkup Dikbud Sultra guna berkolaborasi menggaungkan program penguatan moderasi beragama di sekolah umum,” ungkap Saleh.
“Kita menyampaikan bagaimana pentingnya untuk memperkokoh dan memperteguh semangat komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi serta kemauan atau pun kemampuan kita menerima perbedaan tradisi di sekitar kita. Itu intinya yang akan kita sosialisasikan kepada siswa ataupun guru yang ada di sekolah umum seperti SMK SMK terutama saat apel pagi di sekolah,” tambahnya.