Jakarta, Portal.id – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menerima audiensi dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PPM) Berto Izaak Doko dan jajaran pengurus di Kantor BKKBN Jakarta, pada Jumat (21/7/2023).
Audiensi tersebut turut dihadiri oleh Deputi bidang KSPK Nopian Andusti dan Direktur Bina Ketahanan Remaja dr. Viktor Palimbong.
Pada pertemuan ini, Ketua Umum PPM menyampaikan tujuannya untuk memohon arahan dan masukan dari Kepala BKKBN mengenai program stunting dalam rangka mensinergikan program kerja BKKBN dengan program kerja Pemuda Panca Marga.
Hasto menyambut baik terhadap dukungan yang diberikan oleh PPM tersebut.
“Saya rasa program BKKBN dapat dikolaborasikan dengan kegiatan yang sebelumnya sudah ada di PPM, misalnya kegiatan kami mengenai program penurunan stunting yang sifatnya KIE, atau charity berupa bantuan makanan, maupun bentuk kegiatan yang sifatnya edukasi seperti webinar BKB, BKR, nanti tinggal didiskusikan,” kata Hasto.
Dirinya juga memberikan contoh kegiatan yang selama ini sudah berjalan.
“Ketika BKKBN melakukan edukasi dan program charity, kita bekerjasama dengan perusahaan swasta, dengan semacam CSR untuk penurunan stunting, misal Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan melakukan komunikasi dengan perusahaan disana untuk menggelar kegiatan charity”.
Hasto mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan mandat dari Bapak Presiden mengenai stunting, harus melibatkan pihak swasta agar membangun sense of crisis.
“Apabila ada anggota PPM yang memiliki pengaruh di wilayah tertentu, dapat kolaborasi dengan perwakilan BKKBN disana untuk kerjasama dengan CSR dari swasta, untuk kemudian turun ke lapangan memberikan bantuan langsung kepada keluarga risiko stunting,” tambah Hasto.
Selanjutnya, dalam menentukan lokus yang diprioritaskan, Hasto memberikan tiga hal yang dapat menjadi pertimbangan yaitu resource PPM di lokasi tersebut cukup aktif, resource CSR yang besar, serta kondisi daerah yang angka stuntingnya tinggi.
“Kita dapat memulai dari langkah-langkah yang mudah, tapi berdampak besar, langkah kecil seperti ini, namun sangat membantu anak-anak stunting,” pungkasnya.
Hasto berharap dengan adanya gotong royong dari berbagai pihak nantinya akan dapat mengcover seluruh anak stunting.
Hasto berharap anggota PPM juga mendukung program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dimiliki oleh BKKBN. Anggota PPM di lapangan dapat membantu keluarga stunting dengan membagikan telur sebagai asupan gizi bagi anaknya.
“Sebetulnya kita punya paket hemat, apabila kita sudah mendorong balita minimal makan dua telur dalam sehari itu sudah sangat membantu. Saran saya programnya untuk enam bulan. Harapan saya tidak terlalu berat bagi perusahaan,” ujar Hasto.
Berto Izaak Doko sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Panca Marga (PPM) menyambut baik usulan program yang diungkapkan Kepala BKKBN.
“Program seperti itu cocok dan kita sambut baik, kalau kita sudah ada kerjasama dengan BKKBN kita bisa langsung turun di lapangan. Seperti kegiatan kami sebelumnya di Sumatera Barat dengan Bapak Gubernur, di sana ada makanan lokal dari kerbau dengan kandungan vitamin yang tinggi, ini bisa menjadi contoh nasional,” paparnya.
“Kami ingin berpartisipasi dan bekerjasama sesuai komando dari Bapak Kasad dalam program stunting, untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045. Kesempatan untuk berkolaborasi ini dapat melibatkan anggota kami sebanyak 3,5 juta orang di seluruh Indonesia, kami siap untuk difungsikan,” terang Berto.
Berto menjelaskan bahwa pada tahun 1985-1992, PPM pernah bekerja sama dengan BKKBN dalam pelayanan KB di lapangan, hal tersebut sesuai dengan fungsi mereka sebagai veteran dan pejuang JSN 45 harus dapat memberikan kerja nyata untuk masyarakat.
Pemuda Panca Marga merupakan organisasi masyarakat yang mewadahi para putra-putri veteran Indonesia beserta keturunannya.
“Kami siap untuk menggerakkan anggota serta mitra kami untuk melaksanakan program percepatan penurunan stunting ini. Sesudah MoU nanti kita akan berikan arahan di daerah sehingga tau tupoksi dan polanya seperti apa, dibantu sosialisasi dari BKKBN. Untuk mengadakan pilot project,” ujar Berto.