Jakarta, Portal.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan Hari Anak Sedunia 2022 menekankan anak sebagai harapan yang akan menentukan berkualitasnya pembangunan bangsa di masa depan.
“Hari Anak Sedunia 2022 harus dijadikan sebagai momentum untuk menyadarkan dan mendorong terwujudnya anak sebagai generasi yang menjadi tumpuan dan harapan bagi orang tua, keluarga dan bangsa,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.
Hasto menyatakan anak adalah tempat bergantung dan menjadi pihak yang memberikan harapan nyata bukan hanya sekadar bagi orang tua, tetapi juga bagi bangsa.
Oleh karenanya, negara memiliki kewajiban untuk melindungi, menjaga dan menyehatkan seluruh anak yang hidup di Tanah Air, baik secara fisik jasmani maupun sehat secara mental, emosional dan sosial.
“Dilindungi juga dalam arti dipenuhi betul hak-haknya,” ujar Hasto.Baca juga: Kemenko: Hari Anak Sedunia ingatkan pentingnya penuhi hak imunisasi
Hasto mengingatkan bahwa saat ini telah marak terjadi kekerasan seksual pada anak. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya remaja dan orang tua yang mengalami gangguan mental emosional (mental emotional disorders).
Dalam data Riskesdas tahun 2018, prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional berumur lebih sama 15 tahun telah mencapai 9,8 persen. Meningkat drastis dan merata di seluruh wilayah Indonesia dari yang semula 6,1 persen di tahun 2013.
Hasto menekankan semakin banyak orang yang terkena gangguan mental emosional, otomatis akan meningkatkan adanya kekerasan seksual. Apalagi, bila masyarakat tidak diberikan edukasi kesehatan reproduksi secara masif. Hal tersebut akan meningkatkan kerentanan tertular penyakit seksual.
“Terkait ini juga (kekerasan seksual terjadi) seiring dengan semakin banyaknya toxic people, toxic friendship, yang juga memperlihatkan pasangan yang mengalami perceraian semakin meningkat,” ujarnya.
Oleh karenanya, Hasto mengimbau agar semua pihak benar-benar memberikan perlindungan pada anak, karena lahirnya generasi masa depan yang sehat dengan intelektual tinggi, serta berdaya saing hanya akan ditentukan dari apa yang diupayakan pada masa kini.
Ia meminta kementerian/lembaga terkait sampai dengan tingkat desa untuk memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi seorang anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
“2018 naik secara nyata dan merata. Ingat, semakin banyak anak mengalami broken home, semakin banyak anak yang akan terlantar,” ucapnya.